Kamis, 09 Agustus 2012

Reruntuhan Chung Hwa Photo Supply


CHUNG HWA PHOTO SUPPLY digempur, mulai hari ini (9/8). Temboknya hancur. Lantainya remuk. Jelas, sejarahnya segera jadi abu.

Dari gedung itu, di suatu masa ketika para meneer Belanda digdaya di tanah Hindia Belanda, penduduk Semarang seakan sejajar dengan masyarakat Eropa. Riwayat cerlang itu terhimpun dalam kecanggihan teknologi fotografi.

Saya ingat, meski samar-samar, seseorang pernah bercerita, Chung Hwa Photo Supply adalah toko fotografi kondang, sekaligus importir besar, di zamannya. Kisahnya dimulai dari ayahanda Lukito. Dan Lukito ialah fotografer tua yang, kata sebagian kenalan saya, tergolong kampiun. Saya tak ingat nama lengkap Lukito. Barangkali Lukito Tansil atawa Lukito Joedaatmadja. Entahlah.

Lukito salah satu tokoh Semarang Photo Club (SPC)—suatu klub foto amatir yang masyhur di sekitar 1970 sampai 1980-an akhir. Masyarakat fotografi Semarang paham, tahun-tahun belakangan SPC tidak berdaya lagi. Kisahnya meredup bersama uzurnya umur para anggotanya. Saya tak tahu, siapa saja anggotanya yang tertua. Tapi jelas mereka seumur Tan Thiam Kie kiranya, di sekitar 65-an tahun atau lebih. Sosok Thiam Kie tentu banyak yang kenal. Ia salah satu fotografer amatir Semarang yang paling sering didaulat menjadi juri, di berbagai lomba foto, di ranah lokal sampai internasional.

Robohnya gedung Chung Hwa niscaya merontokkan sebagian tubuh historis SPC. Tentu sebagian jejak klub itu tertinggal di sana. Padahal orang mengenang SPC identik dengan fotografi Semarang—tentu di masa keemasannya. Alhasil, sepenggal sejarah kota ini raib pula. Apa boleh buat.

Dan sore tadi, di saat matahari belum condong benar, beberapa pekerja terus menggempur  tembok bangunan itu—di perempatan jalan Ki Mangunsarkoro—Karang Saru, Semarang. Tadi seorang pekerja bangunan bilang, Lukito telah mangkat, belum lama benar. Barangkali memang begitu, sebab seseorang kawan pernah berkata, dia lama gering oleh sesuatu penyakit. Saya pernah bertandang ke rumahnya, bercengkerama dengan dia di suatu petang, dan itu telah berbilang tahun lamanya.